Kamis, 27 Juni 2013

Bahasa Indonesia 2 (Tugas ke-4)



Tugas ke-IV Bahasa Indonesia 2
Membuat sebuah artikel argumentatif dengan topik "Berbahasa Sesuai dengan Ranah Pemakaiannya"
Oleh Tri Gunawan

Opini Pertama : Satu bahasa bisa digunakan berbagai macam ragam bahasa.
Ini adalah suatu contoh pada bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Indonesia mempunyai banyak ragam (varian) yang dipakai sesuai konteksnya. Misalnya untuk acara kenegaraan atau keperluan akademis kita menggunakan bahasa Indonesia baku. Sementara untuk keperluan sehari-hari, bahasa Indonesia yang kita pakai bersifat tidak baku (informal) dan seringkali dipengaruhi oleh bahasa daerah masing-masing. Kedua ragam tersebut dipakai secara bersamaan dan beriringan dalam kehidupan dan mempunyai fungsi masing-masing. Adapun jika ragam informal dari bahasa Indonesia pada akhirnya berkembang, itu adalah hasil kreasi penutur bahasa yang hakikatnya memang penuh inovasi. Nah, maka dari pada itu lahirlah bahasa gaul, yang kesemuanya adalah ragam informalnya bahasa Indonesia. Karena dalam ranah bahasa baku untuk akademis dan kenegaraan penuturnya tidak bisa berkreasi (karena dibatasi aturan-aturan dan kebakuan), maka sangat wajar jika dalam ranah informal, penutur bahasa berkreasi, dan tidak terkecuali dalam bahasa Indonesia. Bahasa Inggris pun demikian adanya. Meskipun bahasa Inggris merupakan bahasa yang lebih mapan, bahasa Inggris juga mempunyai ragam informalnya, dan bahkan ragam informalnya lebih dari satu dan sangat dipengaruhi unsur kedaerahan. Situasi kebahasaan yang memungkinkan suatu masyarakat dalam suatu wilayah yang menggunakan beberapa ragam bahasa dalam kehidupannya dinamakan diglosia dan sangat lazim terjadi.

Opini Kedua : Dampak Globalisasi terhadap Sikap Bahasa
Globalisasi sudah menjadi fenomena semesta; globalisasi, suka atau tidak suka, juga mengubah sikap bahasa penutur Indonesia terhadap BI, terutama di kota-kota besar di Indonesia, khususnya terhadap BI resmi, penggunaan BI resmi, termasuk bahasa nasional, dianggap kurang bergengsi (kurang prestise), kurang nyaman (comfort), kurang canggih, bahkan dirasakan kurang aksi/kurang bergaya (prestige motive). Sikap ini juga terjadi pada media-media elektronik kita, dengan dalih era globalisasi, mata-mata acara ditayangkan dengan bahasa Inggris, malahan presenternya pun menggunakan bahasa gado-gado.

Demikian pula halnya sikap bahasa terhadap bahasa daerah, bahasa daerah kita cenderung telah tergusur karena penggunaan bahasa daerah dianggap kampungan. Sikap seperti itu tidak boleh terjadi; ini amat berbahaya karena penggusuran terhadap bahasa daerah akan berakibat terhadap tergusurnya kebudayaan daerah; hilangnya bahasa daerah berarti hilangnya kebudayaan daerah. Itu akan menimbulkan kekosongan/ kehampaan kebudayaan (cultural void), ini akan mencengkeram masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, bahasa adalah jaringan sentral kebudayaan, di samping sebagai salah satu produk kebudayaan itu sendiri. Penggantian budaya yang sudah mapan dan berakar oleh budaya lain yang baru dan asing bisa menjadi fatal; ini akan menjadi krisis identitas yang amat serius. Konon masyarakat yang kehilangan budayanya akan dihinggapi penyakit kehilangan kepercayaan diri; masyarakat itu akan selalu bergantung kepada orang lain, akan mencari tuntunan orang lain di dalam membuat putusan-putusan.
Setakat ini sikap bahasa yang lain adalah kecenderungn memberi gengsi tinggi terhadap BI ragam rendah/ragam bahasa gaul, termasuk suka mencampur-campur unsur bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, di samping suka beralih-alih ke bahasa tersebut, padahal konteks dan situasi komunikasi tidak menuntutnya. Dengan kata lain, terdapat tumpang-tindih ranah penggunan bahasa. Ranah yang menuntut penggunaan bahasa resmi disulih dengan bahasa ragam rendah/bahasa gaul; konteks dan situasi interaksi resmi disulih dengan bahasa campur-campur atau dengan konstruksi wacana yang penuh dengan interferensi dari nonbahasa Indonesia resmi.

Secara kasat mata, globalisasi juga menurunkan derajat kebakuan ragam bahasa resmi: BI resmi mendapat gangguan dari bahasa asing, terutama bahasa utama dunia, seperti bahasa Inggris; gangguan ini cenderung tampak pada tingginya gejala interferensi (baik secara gramatikal maupun leksikal) dan gejala campur-campur bahasa BI-BA/Inggris, termasuk pemanfaatan alternasi (beralih/alih bahasa) yang sebenarnya tidak diperlukan/tidak dituntut dalam situasi komunikasi yang sedang berlangsung. Yang lebih memprihatinkan adalah bahwa globalisasi mengimplikasikan kecenderungan mengendurnya semangat nasional pada generasi muda bangsa kita, terutama di kota-kota besar. 

Bahasa Indonesia 2 (Tugas ke-3)

Mata Kuliah : B.Indonesia 2
Tugas : ke-3
Kelompok : 

- Tri Gunawan (16110945)
- Hendrian (13110219)
- Riki Rikardo (19110424)
Kelas : 3KA23
1. Mengapa fungsi komunikasi bahasa disebut fungsi dasar? Mengapa pula disebut fungsi utama?
Jawab :
salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari. Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
2. Sebutkan tiga contoh alat komunikasi yang bukan bahasa, dan jelaskan fungsinya!
Jawab :
Contoh alat komunikasi selain bahasa yaitu berupa : Gerak badaniyah, alat bunyi-bunyian, kentongan, lukisan, gambar, dan sebagainya.
Contohnya :
- Bunyi Tong-tong memberi tanda bahaya.
- Adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran.
- Alarm untuk tanda segera berkumpul
- Bedug untuk tanda segera melakukan sholat
- Telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh
- Simbol tanda “stop” untuk pengguna jalan
- Simbol laki-laki dan perempuan bagi pengguna toilet
Kesimpulan : Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan Negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
3. Bahasa Indonesia mempunyai empat jenis definisi, yaitu definisi nominal, formal, operasional, dan luas. Jelaskan ke 4 jenis definisi tersebut dan tuangkan jawabannya dalam sebuah teks dengan topik Teknologi Informasi atau yang terkait dengan bidang studi kalian. Tulisan dibuat secara singkat dan jelas!
Jawab :
a. Definisi Nominal : Definisi nominal berupa pengertian singkat. Definisi pada jenis definisi ini ada tiga macam yaitu :
a). Sinonim atau padanan, contohnya : Manusia ialah orang, perempuan ialah wanita.
b). Terjemahan dari bahasa lain, contohnya : Kinerja ialah Performance, Pengembang ialah Developer.
c). Asal usul sebuah kata, contohnya : Psikologi berasal dari kata psyche berarti jiwa, dan logos berarti ilmu, psikologi adalah ilmu jiwa.
b. Definisi Formal : Definisi formal disebut juga definisi terminologis, yaitu definisi yang disusun berdasarkan logika formal yang terdiri tiga unsur. Struktur definisi ini berupa kelas, genus, dan pembeda (differensiasi). Ketiga unsur tersebut harus tampak dalam defiens. Struktur formal diawali dengan klarifikasi, diikuti dengan menentukan kata yang akan dijadikan definiendum, dilanjutkan dengan menyebutkan genus, dan diakhiri dengan menyebutkan kata-kata atau deskripsi pembeda. Pembeda harus lengkap dan menyeluruh sehingga benar-benar menunjukkan pengertian yang sangat khas dan membedakan pengertian dari kelas yang lain.
Contoh :

  • Manusia adalah makhluk yang berakal budi
  • Hewan adalah makhluk yang hidup berdasarkan naluri dan insting
  • Mahasiswa adalah Pelajar di Perguruan Tinggi
c. Definisi Operasional : Definisi Operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, misalnya penelitian. Oleh Karena itu, definisi ini disebut juga definisi kerja karena dijadikan pedoman untuk melaksanakan suatu penelitian atau pekerjaan tertentu. Definisi ini disebut juga definisi subjektif karena disusun berdasarkan keinginan orang yang melakukan pekerjaan.
Contoh :
- Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh indeks prestasi kumulatif terhadap kecerdasan Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Angkatan 2010.
- Prestasi Mahasiswa adalah indeks prestasi kumulatif yang diperoleh sejak awal kuliah sampai akhir perkuliahan
d. Definisi Luas : Definisi luas adalah Batasan pengertian yang sekurang-kurangnya terdiri atas satu paragraf. Definisi ini hanya berisi suatu gagasan yang terdifinisikan.
Contoh :
Globalisasi bisnis adalah usaha lebih banyak melampaui batas-batas Negara untuk mendapatkan uang, barang, dan konsumen. Globalisasi ini dilakukan dengan menjalin kerja sama antar produk, antar pengusaha, dan antarnegara. Misalnya : Imbalan beli , patungan, murni mengeskpor produk.
4. Bacalah surat kabar dan majalah. Cari dan temukan paragraf argumentasi yang deduktif dan induktif!
Jawab :
· Deduktif
“Bank adalah Lembaga intermediary yang mengintermediasi antara defisit unit (yang memerlukan dana) dan surplus unit (yang kelebihan dana). Begitu juga dengan bank syariah pada umumnya, ia sama fungsinya seperti bank konvensional dalam memainkan perannya untuk menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan ke pihak yang memerlukan uang untuk keperluan bisnis ataupun konsumtif. Bedanya di Bank Syariah segala transaksi yang dijalankan harus sesuai dengan prinsip dan nilai Syariah yang berlaku yang telah ditetapkan Allah di dalam Al-Qur’an, Al-Sunnah dan dalil-dalil lainnya. Sebagai lembaga intermediasi, pengelolaan likuiditas didalam manajemen perbankan konvensional dan perbankan syariah sangatlah urgent sekali. Dimana jikalau hal ini tidak dikelola dengan baik, maka bisa terjadi mismatch antara surplus unit dan defisit unit. Maka dari itu harus ada departemen khusus yang mengatur keluar masuknya dana sehingga tidak terjadi mismatch diantara kedua unit ini. Sebagaimana kita ketahui, bisnis utama bank ini adalah bisnis kepercayaan dari nasabah, maka tamat sudahlah riwayat bank tersebut. Seperti yang terjadi pada krisis keuangan Asia pada tahun 1997-1998, dimana para nasabah rush dan antri untuk mengambil uangnya di bank karena muncul isu dimana bank tidak mampu lagi membayar kembali uang nasabahnya. Untung Bank Indonesia sebagai the lender of the last resort mengambil perannya dan mengumumkan ke seluruh lapisan masyarakat bahwasanya dana mereka yang mereka letakkan di bank akan dijamin oleh Bank Indonesia dan bisa diambil kapanpun. Ketika hal ini didengar dan diketahui oleh nasabah, maka kejadian antri dan berdesak desakkan untuk mengambil uang di bank menurun bahkan kembali normal seperti sedia kala.” – Majalah Ekonomi Syariah Vol.10 No.8
Argumen :
Paragraf di atas menggunakan penalaran deduktif. Hal itu bisa kita lihat karena gagasan pokok paragraph tersebut berada di awal kalimat. Berikut kalimat yang menjadi gagasan pokok pada paragraph tersebut :
Bank adalah lembaga intermediary yang mengintermediasi antara deficit unit (yang memerlukan dana) dan surplus unit (yang kelebihan dana). Begitu juga dengan Bank Syariah pada umumnya, ia sama fungsinya seperti bank konvensional dalam memainkan perannya untuk menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan ke pihak yang memerlukan uang untuk keperluan bisnis ataupun konsumtif.
Penalaran Deduktif :

Penalaran deduktif dapat kita temukan di semua tulisan karena penulis lebih dominan menggunakan penalaran deduktif daripada penalaran induktif. Membuat penalaran deduktif relative mudah karena kalimat umumnya ditulis di awal paragraf setelah itu kalimat khusus. Kalimat umum merupakan inti dari suatu paragraph, sedangkan kalimat khusus berfungsi sebagai penjelas dari kalimat umum.
· Induktif
Namun yang patut disayangkan adalah asas “aji mumpung” yang diterapkan. Ketika film lain yang diputar, harga tiket Rp50.000, khusus untuk film 3 idiots diberlakukan harga tiket Rp75.000. Semua kerabat memang tidak keberatan membayar, mengingat jarang hiburan lain yang ada di Jakarta.(Surat pembaca - Kompas, 19/03/2010).
Penalaran Induktif :
Struktur penalaran dalam surat pembaca ini berpola induktif, dengan kesimpulan umum ada pada paragraph terakhir dan bersifat penegasan terhadap permasalahan dalam wacana yang dipaparkan. Selain itu, dalam paragraf terakhir wacana ini terdapat kalimat tanya untuk memperkuat argument. Sehingga fakta-fakta argument yang dipaparkan dalam wacana ini jelas dan dapat diterima.
Argumen :
Surat pembaca ini menggunakan metode argumentasi pertentangan. Karena metode ini jelas sekali dapat dinalar pada saat penulis surat pembaca mengkontradiksikan pesan moral yang dikemukakan dalam film dengan perbuatan pengelola yang dengan sengaja menaikan tiket lebih mahal dan mempergunakan aji mumpung karena film telah laku keras diputar di bioskop. Kalimat argumentasi yang dikemukakan oleh penulis dalam surat pembaca ini adalah :
“Namun, mengingat film ini yang mengandung begitu banyak pesan moral, agak membingungkan mengapa BlitzMegaplex mengambil kebijaksanaan dan pendidikan usaha yang melawan arus pesan film tersebut?”. (Kompas, 19/3/2010).
Fakta argumentasi yang dikemukakan sehubungan dengan metode argumentasi di atas adalah :
Film yang diputar di BlitzMegaplex Jakarta, adalah film Bollywood berjudul 3 idiots. Film ini sungguh menghibur dan bermuatan pesan moral yang baik mengenai pendidiikan. Namun yang patut disayangkan adalah asas “aji mumpung” yang diterapkan. Ketika film lain yang diputar, harga tiket Rp50.000, khusus untuk film 3 idiots diberlakukan harga tiket Rp75.000. Semua kerabat memang tidak keberatan membayar, mengingat jarang hiburan lain yang ada di Jakarta. (Kompas, 19/03/2010).
5. Cari dan temukan paragraph atau wacana campuran : Deskripsi, Narasi, Argumentasi, baik yang deduktif maupun yang induktif!
 Jawab :

 Wacana Paragraf Deskripsi
Apotik

Siang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku yang baru saja dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi dulu. Sekarang aku memandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa mendirikan apotik di kota kelahiranku.
Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO.
Setelah ku pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke tempat semula. buku ini adalah buku pertama yang kubeli saat aku kuliah dulu. Aku memandang lagi secara keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer di meja kasir. Hembusan angin dari AC cukup membuat udara terasa sejuk di bulan Mei yang panas ini.
· Wacana Paragraf Narasi
Kelasku
Aku berdiri tepat depan kelas ku. Aku meliahat di meja guru ku ada taplak meja dengan motif batik, dan di atasnya ada pas bungga yang berwarna hijau dan dihiasi bunga-bunga yang terbuat dari kain. Lalu aku melangkahkan kaki ku menuju kebelakang, aku melihat banyak sapu yang berantakan dan aku hitung ada tiga sapu. Aku melihat ke dinding ada hiasan bunga, jam dinding yang mempercantik diding kelas ku. ada dua papan tulis yang memang sengaja disambung agar terlihat panjang. Kemudian aku mulai membersihkan kelas ku supaya kelas ku menjadi lebih bersih. Kata guru ku, jagalah kebersihan supaya kita nyaman saat belajar di kelas.

Wacana Paragraf Argumentasi
Kesuburan Tanah
Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara penggunaan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
Kesuburan tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanaman bagi para petani. Tak hanya baik bagi kesuburan tanah tapi juga akan memperbaiki kualitas dari tanaman sehingga akan mampu menghasilkan nilai rupiah yang baik bagi petani.



Bahasa Indonesia 2 (Tugas ke-2)



Mata Kuliah        : B.Indonesia 2
Tugas                  : ke-2
Kelompok           : - Tri Gunawan (16110945)
                                - Hendrian (13110219)
                                - Riki Rikardo (19110424)
Kelas                   : 3KA23


1. Literatur tentang kalimat efektif dan kesejajaran kata dalam kalimat. Mengubah kalimat tersebut sehingga menjadi kalimat efektif dengan memperhatikan kesejajaran bentuk kata-katanya. Kesejajaran pada kalimat adalah Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang dipakai dalam susunan serial. Berikut 5 kalimat yang harus diubah menjadi kalimat efektif :
      1. Polisi menangkap pelaku perampokan PT.Maju Sentosa  yang dilakukan pada 9 Agustus silam.
      2. Pelaku seluruhnya ada enam. Yang berhasil kita tangkap baru empat, dua lainnya masih kabur.
      3. Keempat pelaku yang ditangkap antara lain berinisial KS, SG, AS, BU.
      4. Yang terpaksa kita tembak adalah berinisial S.
      5. Tersangka K dan tersangka S adalah resedivis karena kasus perampokan di Jakarta.
      Kalimat efektif : Para Polisi menangkap pelaku perampokan PT.Leader Word Indonesia yang dilakukan pada 8 April silam. Pelaku yang berhasil ditangkap berjumlah empat orang yaitu KS, SG, AS, dan BU. Dua pelaku lagi berhasil kabur yaitu pelaku berinisial K dan S. Dan hanya pelaku K yang berhasil ditembak oleh Polisi.

2. Beberapa kalimat yang mengutamakan bagian kalimat berupa Keterangan Tempat dan Waktu.
Keterangan Tempat :
   1. Mandarin Oriental menawarkan paket menarik bagi Anda yang ingin menikmati akomodasi mewah tempat paling bergengsi di Pusat Kota Jakarta.
   2.  Di Blitz Megaplex Grand Indonesia, pengumuman lomba desain untuk T-shirt diumumkan.
   3. Sebagai langkah awal, Papa Ron’s Pizza mulai mendonasikan kepada yayasan yatim piatu Bala keselamatan yang berada di Kawasan Pondok Cabe.
      Keterangan Waktu :
      1. Berlangsung kemarin, 25 Januari 2012 di area Atriumnya, Senayan City merayakan Chinese New Year.
      2. Selama 20 jam nonstop, sebanyak 20 mata acara dihadirkan mulai pukul 04.00 WIB.
      3. Pameran yang berlangsung pada 24-26 Oktober ini merupakan hajatan tahunan dari anak perusahaan PT. Panorama Sentrawisata. Tbk
      Sumber : vemale.com

3. Beberapa kalimat yang menunjukkan urutan peristiwa yang logis, dan menunjukkan penegasan dengan cara mengulang kata yang dianggap penting.
      1. Sebagian besar iklan menampilkan bintang film wanita.
      2. Rata-rata iklan di Televisi menampilkan wanita.
      3. Bintang Film wanita banyak ditampilkan daripada bintan film laki-laki.
      Kesimpulan : Dengan berbagai alas an iklan yang ada di Televisi lebih banyak mengeksploitasi wanita.
      Sumber : Majalah Tempo

4. Beberapa kalimat yang di dalamnya terdapat pengulangan subjek kalimat yang tidak diperlukan.
      1. Para Hadirin dipersilakan memasuki ruangan.
                Perubahan : Hadirin dipersilakan memasuki ruangan.
      2. Para tamu-tamu menikmati hiburan yang disajikan oleh salah satu personil grup SHE yang sedang berulang tahun.
                Perubahan : Tamu-tamu menikmati hiburan yang disajikan oleh salah satu personil grup SHE yang sedang berulang tahun.
      3. Bukan seribu, sejuta, atau seratusn tetapi berjuta-juta rupiah telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
                Perubahan : Bukan seratus, seribu, atau sejuta , tetapi berjuta-juta rupiah telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
      4.  Rajin membaca dan rajin menulis dapat menjamin prestasi belajar demi masa depan.
                Perubahan : Rajin membaca dan menulis dapat menjamin prestasi belajar demi masa depan.
      5. Olla Ramlan masuk ke ruang pertemuan itu, kemudian dia duduk di kursi paling depan, lalu dia asyik membaca novel.
                Perubahan : Olla Ramlan masuk ke ruang pertemuan itu, kemudian duduk di kursi paling depan, lalu asyik membaca novel.
      Sumber : wolipop.detik.com

5. Kalimat-kalimat dengan variasi pembukaan :
      a. Frase keterangan tempat : Kang Edwin dari kompas menganggap hal ini sebagai suatu isyarat sederhana untuk bertransmigrasi ke Pulau Kalimantan.
      b. Frase keterangan waktu : Hasil sementara dalam penanaman pohon pisang itu tidak akan sampai 2 bulan lagi.
      c. Frase keterangan cara : Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantui selama ini.
      d. Frase verbum : Dengan kriteria tersebut, sampel akan dipilih
      e. Partikel penghubung : Karena bekerja terlalu berat, kini Rossa jatuh sakit dan dibawa ke RSU terdekat.